Powered By Blogger

Selasa, 06 April 2010

part 4

Part 4

Kami bertiga pun dengan cepat berfoto-foto di air terjun, meskipun banyak pengunjung disana. Kami bertiga memikirkan untuk pindah ke dekat air terjun itu. Setelah sejenak berisitirahat, kami bertiga mencari lahan agar bisa mendirikan tenda. Disana terdapat dua tenda yang sedang berdiri,dan juga banyak anak-anak kecil yang tadi kami lihat, ternyata mereka sedang liburan ke citiis. Setelah itu, kami langsung turun lagi menuju tenda yang sedang dijaga oleh aris,eon,hendra,bambang,dan zq. Dengan sangat cepat, kami bertiga tiba di tenda , dan menceritakan soal kejadian tadi. Lalu kami pun sepakat untuk hijrah ke tempat yang lebih baik, karena sebenarnya tenda yang kami dirikan itu adalah jalan setapak menuju air terjun. Jadi, kami menghalangi para pengunjung yang hendak pergi berlibur. Setelah makan siang, kami pun segera berangkat mendekati air terjun.

Sungguh jalanan yang sangat jauh itu kami lewati lagi,serasa menjadi lap kedua bagi saya,esa,dan gun-gun. Jalanan yang harus melewati sungai, basah-basahan lagi harus kita lewati. Setelah sangat cape dan panas, akhirnya kami pun segera tiba di dekat air terjun. Disana menjadi pemandangan yang luar biasa bagi teman-teman saya yang baru pertama kali melihatnya. Kami beristirahat sejenak, karena perjalanan yang sangat jauh. Akhirnya tidak lama kemudian , ada sekelompok pemuda yang sedang beres-beres tenda. Sungguh menjadi anugerah bagi kami, karena disaat kami sedang mencari lahan untuk mendirikan tenda, ada juga orang yang sedang bergegas meninggalkan kemahnya. Kami pun menunggu para pemuda itu membereskan tendanya. Tidak lama kemudian, para pemuda itu meninggalkan tempat kemah nya, dan segera turun kebawah untuk pulang. Karena kami tidak ingin kecolongan, maka kami pun langsung mendirikan tenda di bekas tempat para pemuda itu kemping. Namun, saya berpendapat lain, saya mengusulkan; “eh, kumaha lamun amparkeun tenda, urang sare na di jukut ?” (translate : “eh, gimana kalau kita simpen tenda, kita tidurnya di atas rumput?”). Tapi teman-teman saya malah menertawakan saya, apalagi zq. Dia selalu menjadi promotor terlucu. Omongannya selalu bikin orang tertawa. Maksud saya lain, saya bermaksud bagaimana kalau kita tidur diatas rumput,dengan tenda yang menjadi alasnya. Tapi mereka beranggapan lain. Mereka beranggapan kalau saya berpikiran bahwa tenda didirikan, tapi kita tidur diatas rumput. Sungguh menjadi hal yang ambigu.

Setelah lama kami membincangkan hal itu, akhirnya kami sepakat untuk mendirikan tenda. Tapi, sebelum tenda itu didirikan, kami melaksanakan sholat dzuhur dulu. Sungguh hal yang sangat luar biasa terjadi lagi. Kami sholat menghadap tenda orang lain. Karena disana bukan hanya kami saja yang mendirikan tenda, tapi ada juga orang lain yang mendirikan tenda. Ketika kami sedang sholat, dengan tidak sengaja saya mendengar suara desuhan dari tenda sebelah. Selain itu saya melihat tenda itu bergetar, seperti sedang melakukan sesuatu. Sungguh hal itu membuat konsentrasi saya buyar. Dan akhirnya, kami pun selesai melaksanakan sholat dzuhur, dan apa yang terjadi ? dua pasang ( wanita dan laki-laki) keluar dari tenda itu. Sungguh sangat membuat saya suudzon. Saya berpikiran bahwa saya melaksanakan sholat dzuhur menghadap orang yang sedang mesum. Namun, tidak lama kemudian, tenda di depan kami pun akhirnya di runtuhkan juga. Dua pasang orang itu akhirnya pergi kebawah, dan kami pun tidak tahu kemana mereka pergi. Ternyata, bukan hanya saya yang berpikiran begitu, tapi juga eon, zq,dan teman-teman yang lain pun berpikiran yang sama. Sungguh menjadi hal yang unik bagi saya. Namun, hal itu segera kami lupakan. Karena kami ingin segera cepat-cepat pergi menuju ke bawah air terjun. Akhirnya, karena tidak sabar, kami pun segera menuju air terjun yang indah itu. Sungguh hal yang baru bagi saya, karena ini hal pertama bagi saya dan teman-teman berada di curug citiis, jadi kami tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Kami pun berfoto-foto disana,tidak hanya berfoto, tapi juga sekalian mandi. Namun, suaranya yang bising membuat saya tidak betah lama-lama disana. Saya pun segera menuju tenda lagi untuk ganti baju, dan mencari suluh untuk dibakar,karena kami akan memasak nasi. Tapi, apa yang terjadi? Lauk-pauk kami habis. Ternyata makanan yang kami bawa tidak cukup untuk perbekalan kemping. Dan otomatis disana tidak ada satupun pedagang, karena kami sedang berada diatas gunung. Yang tersisa dari perbekalan kami hanyalah tempe. Karena asin yang kami bawa dipenuhi dengan bilatung, dan telah eon buang ke sungai. Karena tidak ingin mati kelaparan, akhirnya pada malam hari para sip 1 yang menjaga sip2 yang tidur, mereka membakar tempe itu tanpa nasi. Dan, ketika pada sip dua jaga, kita kehabisan stok makanan. Yang ada hanyalah energen. Kami pun segera mengambil air ke sungai dekat air terjun.

Sungguh hal yang luar biasa terjadi lagi. Suasana malam pada saat itu sangat indah. Saya,esa,dan aris mengambil air ke sungai tanpa membawa senter, karena cahaya bulan yang sangat terang, tanpa ada halangan satu pohon pun. Sungguh cahaya bulan itu menerangi malam kami. Malam yang indah dan asli diterangi oleh bulan dan bintang membuat malam kami sangat nyaman. Kami (para sip dua) hanya memasak energen saja, karena tidak adanya makanan itu. Akhirnya para sip dua pun segera tertidur. Karena Saya,esa,dan aris bermaksud untuk melihat pemandangan pagi hari. Saya berniat untuk melihat matahari muncul, karena kami sedang berada diatas gunung, jadi dengan sangat jelas kami dapat melihatnya. Namun, ketika sekitar jam 4 pagi, kami mendengar suara jeritan orang-orang di luar sana. Karena penasaran, kami pun mengintip di dekat tenda. Ternyata benar, ada sekelompok orang yang sedang disiksa di gunung seberang. Mungkin bagi dia di ospek, tapi saya berpendapat bahwa mereka sedang disiksa, karena saya dengan jelas melihat mereka sedang dipukul oleh para senior, dan disuruh memanjat gunung yang tinggi tanpa mengenakan baju. Setelah itu, mereka disuruh pergi ke air terjun tanpa menggunakan baju. Sungguh membuat saya takjub. Karena pada saat itu suasana pagi yang sangat dingin, membuat saya memakai baju double dengan sarung tangan dan kaos kaki. Hal itu menandakan bahwa suasana di luar sangatlah dingin. Tapi mereka disuruh pergi ke air terjun tanpa mengenakan pakaian. Selain itu mereka harus memanjat gunung yang penuh dengan batu dan pasir yang bila mereka jatuh, maka nyawa taruhannya. Sungguh sebuah keberanian terdapat pada diri mereka, dan sebuah pendisiplinan oleh para seniornya.

Ketika pagi hari, tepat pukul 5.30 pagi, kami mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat subuh. Meskipun airnya sangat dingin, tapi tak membuat kami lupa kepada Alloh SWT untuk melaksanakan perintah-Nya. Setelah selesai sholat, kami segera memasak nasi dengan lauk seadanya, karena nanti siang kami akan segera pulang. Akhirnya, pada pukul 8 pagi kami segera mandi di bawah air terjun. Sungguh sangat menyenangkan, karena itu pengalaman pertama saya berada di bawah air terjun di pagi hari. Sudah menjadi kebiasaan kami, ketika ada sesuatu yang aneh, maka tidak lupa kamera pun siap dipasang. Setelah beres berfoto-foto dan mandi, akhirnya kami pun segera menuju tenda untuk siap-siap pulang. Akhirnya, setelah kami berganti pakaian dan beres sarapan, kami pun segera merobohkan tenda untuk dibereskan. Tapi, ketika akan berfoto-foto lagi, ternyata batre di kamera habis. Tiba-tiba terdengar suara aris ; “ eta batrena di panaskeun we, pake tenaga surya !!” ( translate : “itu batrenya di panasin dulu aja, pake tenaga surya!!”). Namun usulan itu ditertawakan mentah-mentah oleh eon. Menurutnya agak aneh kalau batre yang sudah dipakai, tapi bisa digunakan kembali dengan cara dipanaskan. Karena penasaran, eon pun mencobanya. Dan akhirnya, WOW ! kamera yang sudah tidak nyala, akhirnya bisa dipakai lagi,dan ajaibnya semua itu terjadi setelah batre itu dipanskan. Hal itu seakan membuktikan bahwa usulan aris benar. Ternyata kami pun percaya dengan usulan aris tadi. Akhirnya sebelum kami pulang, kami bisa berfoto-foto dulu dengan puas, karena batre itu seperti baru lagi, jadi kami bisa dengan puas berfoto-foto disana untuk menjadikan kenangan.

Tidak lama kemudian, sekitar jam 10an, kami segera meninggalkan kawasan curug dan segera menuju arah pulang. Sungguh jalan yang sangat jauh itu kami lewati lagi. Begitu pula dengan sungainya, yang harus lewati agar dapat menuju jalan pulang. Kami pun sempat bercanda-tawa di jalan membincangkan pengalaman kemarin. Karena tenda yang kami dirikan kemarin itu hanyalah di sebuah jalan setapak,yang biasanya dilewati pengunjung, tapi kami tutup jalan itu dengan tenda. Tapi anehnya, jalan pulang terasa sangat singkat. Ya meskipun agak capek, tapi kami ingin segera pulang. Akhirnya kami bisa keluar dari hutan yang penuh pepohonan dan air yang jernih itu. Tapi perjalanan belum berakhir, kami harus melewati satu gunung lagi yang sangat panas itu, yang dipenuhi dengan bebatuan dan juga pasir yang sangat terik. Karena kami baru pertama kesana, ternyata setelah jauh-jauh kami melangkah pulang, kami salah arah. Kami tersesat disana,namun dengan insting sang petualang, akhirnya kami pun menemukan sebuah warung yang kami lewati kemarin. Warung itu merupakan satu-satunya warung, jadi wajar saja kalau barang-barang disana sangatlah mahal. Tapi apa boleh buat, karena kami kelaparan dan kehausan, terpaksa kami mampir kesana sekaligus beristirahat sejenak.

Sungguh ramah pemilik warung itu,membuat kami betah, tapi sayang hari sudah sangat siang, jadi kami harus segera pulang. Karena tidak ada angkutan umum untuk menuju jalan raya, kami diwajibkan nebeng bersama truk yang mengangkut batu dan pasir. Disana terlihat ada beberapa truk yang sudah siap-siap berangkat menuju jalan raya. Setelah kami meminta izin kepada supirnya, akhirnya kami putuskan untuk ikut dengan truk yang dipenuhi dengan batu. Mau tidak mau, sakit tidak sakit, harus kami paksakan agar kami bisa sampai di rumah. Tapi supir truk ini kelihatanya agak sedikit kurang nyaman. Ternyata kami di antar lewat jalan lain. Kami diantar lewat jalan cipanas yang sangat jauh. Tapi tidak apa-apa lah, yang penting saya sampai. Hanya kalimat itu yang ada di pikiranku. Setelah beberapa menit, akhirnya supir yang membuat kami shock gara-gara dia mengendarai dengan sangat cepat itu telah berada di kawasan penduduk. Dan itu berarti bahwa jalan raya telah ada di depan mata. Akhirnya, tidak lama kemudian kami telah sampai di jalan raya. Supir itu menyuruh kami turun dengan cepat, sampai-sampai hendra kesulitan turun. Setelah semuanya sudah turun, supir itu langsung saja pergi meninggalkan kami, tanpa menanyakan apakah ada yang tertinggal atau tidak, ia langsung saja pergi dengan cepat.

Setelah truk yang berisi batu itu pergi, kami segera mengecek barang-barang kami. Dan apa yang terjadi ? ternyata tenda kami tertinggal di truk itu. Tanpa berpikir panjang saya langsung mengejar truk itu sambil berteriak-teriak. Tapi, semua itu sia-sia. Supir itu menjalankan mobil dengan sangat cepar,sehingga membuat saya tak bisa mengejarnya. Akhirnya saya kembali dengan penuh rasa kecewa,sedih,dan menyesal. Tenda yang kami pinjam dari kakak gun-gun kini sudah tidak ada. Mobil truk itu yang membawanya. Kami hanya duduk beristirahat sejenak sambil merasa sangat kecewa. Ternyata kemping yang sangat rame ini harus dibayar dengan sebuah tenda mahal. Kami selalu kepikiran hal itu. Tapi esa dan gun-gun mencoba menenangkan kami, biarlah yang sudah terjadi itu berlalu. Akhirnya kami pun segera menyebrang untuk menunggu elf ke arah cicalengka. Sungguh membuat kami kecewa pada kejadian itu. Tapi tidak ada yang disalahkan, karena itu hanya sebuah kecelakaan semata. Kami pun hanya terdiam di dalam elf,dan terus memikirkannya. Tertutama saya, saya merasa bersalah karena tak mampu mengejar truk itu. Tiba-tiba, tanpa terasa kami sudah tiba di cicalengka, kami pun segera turun untuk menuju stasiun cicalengka yang berangkat menuju stasiun kiaracondong. Akhirnya, kami pun segera memasuki kereta dan kereta itu segera berangkat menuju kiaracondong. Tidak lama kemudian, kami telah tiba di kiaracondong. Kami langsung keluar dari kereta dan siap menuju rumah.

Namun sekali lagi, hal yang indah yang kami alami itu harus dibayar dengan tenda yang dibawa oleh truk tadi. Kami pun segera pulang dengan muka sedikit kecewa. Tapi akhirnya, suara eon terdengar ; “ BERFOSE!!” . suara itu membuat kami tertawa ceria lagi, karena dimanapun ada sesuatu yang aneh kami selalu berfose difoto. Setibanya di warung menuju pertigaan arah menuju rumah esa,gun-gun,hendra,dan eon kami diam sejenak untuk berfoto-foto. Meskipun hal yang tragis telah kami alami, namun banyak sekali hikmah dan pelajaran yang dapat kami ambil dari kemping ini. Dan akhirnya ; “ BERFOOOOSSSSEEEEE !!!!!!” kami pun segera pulang menuju rumah masing-masing, karena waktu berfoto telah habis. Batre itu pun tidak dapat dipanaskan lagi oleh tenaga surya, yang menandakan bahwa kami harus terpisah sampai disini.

___ SELESAI__

Tidak ada komentar:

Posting Komentar