Part 3
Setibanya di gunung, dengan sangat cepat kami mencari sumber air minum itu. Sungguh indah sekali suasana di gunung itu, dipenuhi dengan pepohonan yang sangat lebat dan tidak ada orang satupun yang ada disana yang membuat kami tertantang untuk kemping. Lalu, kami pun segera memasuki kawasan hutan itu dan mencari lahan agar kami bisa mendirikan tenda. Setelah berjalan cukup jauh, dan sangat lelah, akhirnya kami pun beristirahat sambil berfoto-foto di daerah atas yang dipenuhi dengan pohon bambu. Namun, karena gun-gun kesal harus menunggu teman nya, dia pun berinisiatif mencari lahan bersama esa. Esa pun kembali ke atas dan memberikan bahwa ada lahan yang bisa kami tempati, namun ia meninggalkan gun-gun. Lalu kami pun menunggu sampai gun-gun dating, karena perlengkapannya dititipkan pada kami. Namun, apa yang terjadi? Setelah hampir setengah jam, gun-gun tak kunjung datang. Sungguh hal itu membuat kami cemas, akhirnya rama dan esa mencarinya. Dan, akhirnya saya menemukan gun-gun sedang tergeletak. Hal itu spontan membuat saya dan esa sangat cemas. Lalu saya mencoba membangunkan gun-gun, walhasil dia tak kunjung bangun. Sungguh saya dan esa kira bahwa gun-gun mati. Tapi setelah esa membangunkan dengan sedikit tenaga, akhirnya gun-gun pun bangun. “gun, manehmah ngajieun urang cemas, suganteh maneh maot” ( translate : “Gun, kamu mah bikin saya panik aja,saya kira kamu sudah meninggal”) kata saya. Dan gu-gun pun menjawab; “sorry euy, urang
Kami pun pergi ke tempat yang lebih nyaman, karena tempat itu sangat tidak nyaman. Setelah agak jauh kam berjalan, akhirnya bambang menemukan tempat yang nyama menurutnya, karena tempat itu berada di pinggir sungai. Eon pun bertanya; “bang, aya teu tempat teh ?” (translate : “bang, ada ga tempat buat kemping teh?”), dan bambang pun menjawab : “ aya, PRAKTIS ! tempatna lumayan enakeun” (translate: “ada, , PRAKTIS! Tempatnya lumayan nyaman”), dengan sanga PD, bambang menjawabnya. Lalu kami pun menurut saja, dan kami pun segera pergi ke tempat yang bambang maksud. Alhasil, kami pun menemukan sebuah tempat yang cukup nyaman. Lalu kami pun dengan cepat mendirikan tenda disana. Karena kami yakin bahwa tempat itu sebelumnya telah ada yang menempati, karena ada sisa-sisa pembakaran dan suluh. Setelah mendirikan tenda, kami pun beristirahat sejenak sebelum akhirnya menunaikan sholat dzuhur+ashar. Lalu, saya dan esa pun langsung mencari suluh untuk bikin api unggun nanti malam. Dengan sigap, saya dan esa pun mendapatkannya. Tapi, apa yang terjadi? Suluh yang saya dan esa cari itu habis sekejap karena untuk menanak nasi dengan lauknya. Otomatis sekitar jam 17.30, sebelum adzan maghrib, saya pun pergi lagi mencari suluh bersama aris.
Ketika saya dan aris sedang memotong pohon bambu, tiba-tiba terdengar suara yang sedang memotong bambu juga. Saya dan aris pun terkejut mendengarnya, karena disana tidak ada satu orang pun selain kita berdua. Tidak tau kenapa, perasaan saya tidak enak, tap aris dengan cepat berkata ; “assalamualaikum, punteun, ngiring nyandak suluh” ( translate : “assalamualaikum, permisi, ikut ngambil suluh”),yang ucapan itu tidak tau di tunjukkan kepada siapa. Akhirnya saya pun hanya mengambil suluh yang sudah ada dibawah, karena perasaan saya sudah tidak enak. Akhirnya saya dan aris pun cepat-cepat turun ke bawah, untuk bertemu yang lain, karena untuk mencari suluh itu harus naik ke atas. Dengan setengah berlari ,saya cepat-cepat turun, meskipun saya terjatuh, dan suluh itu pun sedikit ada yang tertinggal. Begitu pula aris, aris pun dengan sigap turun ke bawah. Akhirnya kita berdua pun tiba di tenda. Tapi kami berdua tidak mengatakan apapun soal itu, karena kami takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Adzan maghrib pun tiba, adzan itu terdengar dari hp saya, karena saya memasang alarm adzan. Kami pun segera mengambil air wudlu dan segera sholat maghrib. Sehabis sholat maghrib, kami pu bernyanyi bersama , tapi ada pula yang tidur-tiduran menunggu adzan isya. Akhirnya adzan isya pun tiba, dengan cepat kami segera sholat isya. Selepas sholat isya, kmai membagi 2 sip jaga, ada yang jaga sampai jam 12, tapi ada juga yang berjaga dari jam 12 malam sampai pagi. Ziki,eon,hendra,dan bambang menjaga sip pertama, yaitu menjaga sampai jam 12,dan sisanya ( aris,rama,gun-gun,dan esa) menjaga sampai subuh. Akhirnya kami pun sepakat untuk pengaturan jaga itu. Sehabis pengaturan itu, kami pun membuat api unggun yang pertamanya sangat indah, tapi lama-kelamaan kayu yang dibakar pun sudah habis, tapi hal itu tidak menjadi masalah, yang penting ada api agar bisa menghangatkan kami. Dengan penuh nyanyian, canda dan tawa kami lewati malam itu, sampai akhirnya para penjaga sip 2 tertidur karena harus menjaga sip nya.
Lama-kelamaan, waktu pun telah menunjukkan pukul 11 malam, yang berarti saya, gun-gun,esa,dan aris harus menjaga tenda dan teman-teman yang telah menjaga pada sip 1. Malam itu kami lewati dengan minum-minum stmj,susu,energen,dsb sambil diiringi lagu oleh gun-gun dan aris lewat gitarnya. Tapi, setelah pukul 2 pagi, kami pun sangat ngantuk, dan akhirnya kami meninggalkan pos jaga itu dan segera tidur. Sungguh tempat yang sangat kecil, tidur pun harus berdempetan. Dengan sangat terpaksa, saya pun segera tidur. Namun, ketika sekitar jam 3 pagi, terdengar suara “BRAK!!”. Hal itu spontan membuat jantung saya berdetak sangat kencang, karena saya sanga takut pada saat itu. Tapi, karena teman-teman saya tidak ada yang bangun, akhirnya saya pun tidak bangun, dan tetap memejamkan mata, karena saya tidak mau tau apa yang terjadi di atas tenda, dan yang terjadi di luar
Akhirnya, saya terbangun pada jam 5.30 pagi, dan segera mangambil air wudhu untuk melakukan sholat subuh. Kami pun segera melaksanakan sholat subuh berjamaah. Setelah itu, kami segera memasak nasi beserta lauknya. Setelah kami beres masak, tiba-tiba ada sekelompok pemuda datan dari atas
Sebelum ke atas
(to be continued in part 4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar