Powered By Blogger

Selasa, 06 April 2010

part 4

Part 4

Kami bertiga pun dengan cepat berfoto-foto di air terjun, meskipun banyak pengunjung disana. Kami bertiga memikirkan untuk pindah ke dekat air terjun itu. Setelah sejenak berisitirahat, kami bertiga mencari lahan agar bisa mendirikan tenda. Disana terdapat dua tenda yang sedang berdiri,dan juga banyak anak-anak kecil yang tadi kami lihat, ternyata mereka sedang liburan ke citiis. Setelah itu, kami langsung turun lagi menuju tenda yang sedang dijaga oleh aris,eon,hendra,bambang,dan zq. Dengan sangat cepat, kami bertiga tiba di tenda , dan menceritakan soal kejadian tadi. Lalu kami pun sepakat untuk hijrah ke tempat yang lebih baik, karena sebenarnya tenda yang kami dirikan itu adalah jalan setapak menuju air terjun. Jadi, kami menghalangi para pengunjung yang hendak pergi berlibur. Setelah makan siang, kami pun segera berangkat mendekati air terjun.

Sungguh jalanan yang sangat jauh itu kami lewati lagi,serasa menjadi lap kedua bagi saya,esa,dan gun-gun. Jalanan yang harus melewati sungai, basah-basahan lagi harus kita lewati. Setelah sangat cape dan panas, akhirnya kami pun segera tiba di dekat air terjun. Disana menjadi pemandangan yang luar biasa bagi teman-teman saya yang baru pertama kali melihatnya. Kami beristirahat sejenak, karena perjalanan yang sangat jauh. Akhirnya tidak lama kemudian , ada sekelompok pemuda yang sedang beres-beres tenda. Sungguh menjadi anugerah bagi kami, karena disaat kami sedang mencari lahan untuk mendirikan tenda, ada juga orang yang sedang bergegas meninggalkan kemahnya. Kami pun menunggu para pemuda itu membereskan tendanya. Tidak lama kemudian, para pemuda itu meninggalkan tempat kemah nya, dan segera turun kebawah untuk pulang. Karena kami tidak ingin kecolongan, maka kami pun langsung mendirikan tenda di bekas tempat para pemuda itu kemping. Namun, saya berpendapat lain, saya mengusulkan; “eh, kumaha lamun amparkeun tenda, urang sare na di jukut ?” (translate : “eh, gimana kalau kita simpen tenda, kita tidurnya di atas rumput?”). Tapi teman-teman saya malah menertawakan saya, apalagi zq. Dia selalu menjadi promotor terlucu. Omongannya selalu bikin orang tertawa. Maksud saya lain, saya bermaksud bagaimana kalau kita tidur diatas rumput,dengan tenda yang menjadi alasnya. Tapi mereka beranggapan lain. Mereka beranggapan kalau saya berpikiran bahwa tenda didirikan, tapi kita tidur diatas rumput. Sungguh menjadi hal yang ambigu.

Setelah lama kami membincangkan hal itu, akhirnya kami sepakat untuk mendirikan tenda. Tapi, sebelum tenda itu didirikan, kami melaksanakan sholat dzuhur dulu. Sungguh hal yang sangat luar biasa terjadi lagi. Kami sholat menghadap tenda orang lain. Karena disana bukan hanya kami saja yang mendirikan tenda, tapi ada juga orang lain yang mendirikan tenda. Ketika kami sedang sholat, dengan tidak sengaja saya mendengar suara desuhan dari tenda sebelah. Selain itu saya melihat tenda itu bergetar, seperti sedang melakukan sesuatu. Sungguh hal itu membuat konsentrasi saya buyar. Dan akhirnya, kami pun selesai melaksanakan sholat dzuhur, dan apa yang terjadi ? dua pasang ( wanita dan laki-laki) keluar dari tenda itu. Sungguh sangat membuat saya suudzon. Saya berpikiran bahwa saya melaksanakan sholat dzuhur menghadap orang yang sedang mesum. Namun, tidak lama kemudian, tenda di depan kami pun akhirnya di runtuhkan juga. Dua pasang orang itu akhirnya pergi kebawah, dan kami pun tidak tahu kemana mereka pergi. Ternyata, bukan hanya saya yang berpikiran begitu, tapi juga eon, zq,dan teman-teman yang lain pun berpikiran yang sama. Sungguh menjadi hal yang unik bagi saya. Namun, hal itu segera kami lupakan. Karena kami ingin segera cepat-cepat pergi menuju ke bawah air terjun. Akhirnya, karena tidak sabar, kami pun segera menuju air terjun yang indah itu. Sungguh hal yang baru bagi saya, karena ini hal pertama bagi saya dan teman-teman berada di curug citiis, jadi kami tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Kami pun berfoto-foto disana,tidak hanya berfoto, tapi juga sekalian mandi. Namun, suaranya yang bising membuat saya tidak betah lama-lama disana. Saya pun segera menuju tenda lagi untuk ganti baju, dan mencari suluh untuk dibakar,karena kami akan memasak nasi. Tapi, apa yang terjadi? Lauk-pauk kami habis. Ternyata makanan yang kami bawa tidak cukup untuk perbekalan kemping. Dan otomatis disana tidak ada satupun pedagang, karena kami sedang berada diatas gunung. Yang tersisa dari perbekalan kami hanyalah tempe. Karena asin yang kami bawa dipenuhi dengan bilatung, dan telah eon buang ke sungai. Karena tidak ingin mati kelaparan, akhirnya pada malam hari para sip 1 yang menjaga sip2 yang tidur, mereka membakar tempe itu tanpa nasi. Dan, ketika pada sip dua jaga, kita kehabisan stok makanan. Yang ada hanyalah energen. Kami pun segera mengambil air ke sungai dekat air terjun.

Sungguh hal yang luar biasa terjadi lagi. Suasana malam pada saat itu sangat indah. Saya,esa,dan aris mengambil air ke sungai tanpa membawa senter, karena cahaya bulan yang sangat terang, tanpa ada halangan satu pohon pun. Sungguh cahaya bulan itu menerangi malam kami. Malam yang indah dan asli diterangi oleh bulan dan bintang membuat malam kami sangat nyaman. Kami (para sip dua) hanya memasak energen saja, karena tidak adanya makanan itu. Akhirnya para sip dua pun segera tertidur. Karena Saya,esa,dan aris bermaksud untuk melihat pemandangan pagi hari. Saya berniat untuk melihat matahari muncul, karena kami sedang berada diatas gunung, jadi dengan sangat jelas kami dapat melihatnya. Namun, ketika sekitar jam 4 pagi, kami mendengar suara jeritan orang-orang di luar sana. Karena penasaran, kami pun mengintip di dekat tenda. Ternyata benar, ada sekelompok orang yang sedang disiksa di gunung seberang. Mungkin bagi dia di ospek, tapi saya berpendapat bahwa mereka sedang disiksa, karena saya dengan jelas melihat mereka sedang dipukul oleh para senior, dan disuruh memanjat gunung yang tinggi tanpa mengenakan baju. Setelah itu, mereka disuruh pergi ke air terjun tanpa menggunakan baju. Sungguh membuat saya takjub. Karena pada saat itu suasana pagi yang sangat dingin, membuat saya memakai baju double dengan sarung tangan dan kaos kaki. Hal itu menandakan bahwa suasana di luar sangatlah dingin. Tapi mereka disuruh pergi ke air terjun tanpa mengenakan pakaian. Selain itu mereka harus memanjat gunung yang penuh dengan batu dan pasir yang bila mereka jatuh, maka nyawa taruhannya. Sungguh sebuah keberanian terdapat pada diri mereka, dan sebuah pendisiplinan oleh para seniornya.

Ketika pagi hari, tepat pukul 5.30 pagi, kami mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat subuh. Meskipun airnya sangat dingin, tapi tak membuat kami lupa kepada Alloh SWT untuk melaksanakan perintah-Nya. Setelah selesai sholat, kami segera memasak nasi dengan lauk seadanya, karena nanti siang kami akan segera pulang. Akhirnya, pada pukul 8 pagi kami segera mandi di bawah air terjun. Sungguh sangat menyenangkan, karena itu pengalaman pertama saya berada di bawah air terjun di pagi hari. Sudah menjadi kebiasaan kami, ketika ada sesuatu yang aneh, maka tidak lupa kamera pun siap dipasang. Setelah beres berfoto-foto dan mandi, akhirnya kami pun segera menuju tenda untuk siap-siap pulang. Akhirnya, setelah kami berganti pakaian dan beres sarapan, kami pun segera merobohkan tenda untuk dibereskan. Tapi, ketika akan berfoto-foto lagi, ternyata batre di kamera habis. Tiba-tiba terdengar suara aris ; “ eta batrena di panaskeun we, pake tenaga surya !!” ( translate : “itu batrenya di panasin dulu aja, pake tenaga surya!!”). Namun usulan itu ditertawakan mentah-mentah oleh eon. Menurutnya agak aneh kalau batre yang sudah dipakai, tapi bisa digunakan kembali dengan cara dipanaskan. Karena penasaran, eon pun mencobanya. Dan akhirnya, WOW ! kamera yang sudah tidak nyala, akhirnya bisa dipakai lagi,dan ajaibnya semua itu terjadi setelah batre itu dipanskan. Hal itu seakan membuktikan bahwa usulan aris benar. Ternyata kami pun percaya dengan usulan aris tadi. Akhirnya sebelum kami pulang, kami bisa berfoto-foto dulu dengan puas, karena batre itu seperti baru lagi, jadi kami bisa dengan puas berfoto-foto disana untuk menjadikan kenangan.

Tidak lama kemudian, sekitar jam 10an, kami segera meninggalkan kawasan curug dan segera menuju arah pulang. Sungguh jalan yang sangat jauh itu kami lewati lagi. Begitu pula dengan sungainya, yang harus lewati agar dapat menuju jalan pulang. Kami pun sempat bercanda-tawa di jalan membincangkan pengalaman kemarin. Karena tenda yang kami dirikan kemarin itu hanyalah di sebuah jalan setapak,yang biasanya dilewati pengunjung, tapi kami tutup jalan itu dengan tenda. Tapi anehnya, jalan pulang terasa sangat singkat. Ya meskipun agak capek, tapi kami ingin segera pulang. Akhirnya kami bisa keluar dari hutan yang penuh pepohonan dan air yang jernih itu. Tapi perjalanan belum berakhir, kami harus melewati satu gunung lagi yang sangat panas itu, yang dipenuhi dengan bebatuan dan juga pasir yang sangat terik. Karena kami baru pertama kesana, ternyata setelah jauh-jauh kami melangkah pulang, kami salah arah. Kami tersesat disana,namun dengan insting sang petualang, akhirnya kami pun menemukan sebuah warung yang kami lewati kemarin. Warung itu merupakan satu-satunya warung, jadi wajar saja kalau barang-barang disana sangatlah mahal. Tapi apa boleh buat, karena kami kelaparan dan kehausan, terpaksa kami mampir kesana sekaligus beristirahat sejenak.

Sungguh ramah pemilik warung itu,membuat kami betah, tapi sayang hari sudah sangat siang, jadi kami harus segera pulang. Karena tidak ada angkutan umum untuk menuju jalan raya, kami diwajibkan nebeng bersama truk yang mengangkut batu dan pasir. Disana terlihat ada beberapa truk yang sudah siap-siap berangkat menuju jalan raya. Setelah kami meminta izin kepada supirnya, akhirnya kami putuskan untuk ikut dengan truk yang dipenuhi dengan batu. Mau tidak mau, sakit tidak sakit, harus kami paksakan agar kami bisa sampai di rumah. Tapi supir truk ini kelihatanya agak sedikit kurang nyaman. Ternyata kami di antar lewat jalan lain. Kami diantar lewat jalan cipanas yang sangat jauh. Tapi tidak apa-apa lah, yang penting saya sampai. Hanya kalimat itu yang ada di pikiranku. Setelah beberapa menit, akhirnya supir yang membuat kami shock gara-gara dia mengendarai dengan sangat cepat itu telah berada di kawasan penduduk. Dan itu berarti bahwa jalan raya telah ada di depan mata. Akhirnya, tidak lama kemudian kami telah sampai di jalan raya. Supir itu menyuruh kami turun dengan cepat, sampai-sampai hendra kesulitan turun. Setelah semuanya sudah turun, supir itu langsung saja pergi meninggalkan kami, tanpa menanyakan apakah ada yang tertinggal atau tidak, ia langsung saja pergi dengan cepat.

Setelah truk yang berisi batu itu pergi, kami segera mengecek barang-barang kami. Dan apa yang terjadi ? ternyata tenda kami tertinggal di truk itu. Tanpa berpikir panjang saya langsung mengejar truk itu sambil berteriak-teriak. Tapi, semua itu sia-sia. Supir itu menjalankan mobil dengan sangat cepar,sehingga membuat saya tak bisa mengejarnya. Akhirnya saya kembali dengan penuh rasa kecewa,sedih,dan menyesal. Tenda yang kami pinjam dari kakak gun-gun kini sudah tidak ada. Mobil truk itu yang membawanya. Kami hanya duduk beristirahat sejenak sambil merasa sangat kecewa. Ternyata kemping yang sangat rame ini harus dibayar dengan sebuah tenda mahal. Kami selalu kepikiran hal itu. Tapi esa dan gun-gun mencoba menenangkan kami, biarlah yang sudah terjadi itu berlalu. Akhirnya kami pun segera menyebrang untuk menunggu elf ke arah cicalengka. Sungguh membuat kami kecewa pada kejadian itu. Tapi tidak ada yang disalahkan, karena itu hanya sebuah kecelakaan semata. Kami pun hanya terdiam di dalam elf,dan terus memikirkannya. Tertutama saya, saya merasa bersalah karena tak mampu mengejar truk itu. Tiba-tiba, tanpa terasa kami sudah tiba di cicalengka, kami pun segera turun untuk menuju stasiun cicalengka yang berangkat menuju stasiun kiaracondong. Akhirnya, kami pun segera memasuki kereta dan kereta itu segera berangkat menuju kiaracondong. Tidak lama kemudian, kami telah tiba di kiaracondong. Kami langsung keluar dari kereta dan siap menuju rumah.

Namun sekali lagi, hal yang indah yang kami alami itu harus dibayar dengan tenda yang dibawa oleh truk tadi. Kami pun segera pulang dengan muka sedikit kecewa. Tapi akhirnya, suara eon terdengar ; “ BERFOSE!!” . suara itu membuat kami tertawa ceria lagi, karena dimanapun ada sesuatu yang aneh kami selalu berfose difoto. Setibanya di warung menuju pertigaan arah menuju rumah esa,gun-gun,hendra,dan eon kami diam sejenak untuk berfoto-foto. Meskipun hal yang tragis telah kami alami, namun banyak sekali hikmah dan pelajaran yang dapat kami ambil dari kemping ini. Dan akhirnya ; “ BERFOOOOSSSSEEEEE !!!!!!” kami pun segera pulang menuju rumah masing-masing, karena waktu berfoto telah habis. Batre itu pun tidak dapat dipanaskan lagi oleh tenaga surya, yang menandakan bahwa kami harus terpisah sampai disini.

___ SELESAI__

Minggu, 04 April 2010

part 3

Part 3

Setibanya di gunung, dengan sangat cepat kami mencari sumber air minum itu. Sungguh indah sekali suasana di gunung itu, dipenuhi dengan pepohonan yang sangat lebat dan tidak ada orang satupun yang ada disana yang membuat kami tertantang untuk kemping. Lalu, kami pun segera memasuki kawasan hutan itu dan mencari lahan agar kami bisa mendirikan tenda. Setelah berjalan cukup jauh, dan sangat lelah, akhirnya kami pun beristirahat sambil berfoto-foto di daerah atas yang dipenuhi dengan pohon bambu. Namun, karena gun-gun kesal harus menunggu teman nya, dia pun berinisiatif mencari lahan bersama esa. Esa pun kembali ke atas dan memberikan bahwa ada lahan yang bisa kami tempati, namun ia meninggalkan gun-gun. Lalu kami pun menunggu sampai gun-gun dating, karena perlengkapannya dititipkan pada kami. Namun, apa yang terjadi? Setelah hampir setengah jam, gun-gun tak kunjung datang. Sungguh hal itu membuat kami cemas, akhirnya rama dan esa mencarinya. Dan, akhirnya saya menemukan gun-gun sedang tergeletak. Hal itu spontan membuat saya dan esa sangat cemas. Lalu saya mencoba membangunkan gun-gun, walhasil dia tak kunjung bangun. Sungguh saya dan esa kira bahwa gun-gun mati. Tapi setelah esa membangunkan dengan sedikit tenaga, akhirnya gun-gun pun bangun. “gun, manehmah ngajieun urang cemas, suganteh maneh maot” ( translate : “Gun, kamu mah bikin saya panik aja,saya kira kamu sudah meninggal”) kata saya. Dan gu-gun pun menjawab; “sorry euy, urang cape pisan, tadi ge urang teu kahaja sare didieu” (translate:“sorry ya, tadi saya cape banget, tadi juga saya ga sengaja ketiduran”). Syukur lah dia tidak apa-apa. Akhirnya kami pun segera pergi ke atas, dan membawa perlengkapan untuk melanjutkan perjalanan.

Kami pun pergi ke tempat yang lebih nyaman, karena tempat itu sangat tidak nyaman. Setelah agak jauh kam berjalan, akhirnya bambang menemukan tempat yang nyama menurutnya, karena tempat itu berada di pinggir sungai. Eon pun bertanya; “bang, aya teu tempat teh ?” (translate : “bang, ada ga tempat buat kemping teh?”), dan bambang pun menjawab : “ aya, PRAKTIS ! tempatna lumayan enakeun” (translate: “ada, , PRAKTIS! Tempatnya lumayan nyaman”), dengan sanga PD, bambang menjawabnya. Lalu kami pun menurut saja, dan kami pun segera pergi ke tempat yang bambang maksud. Alhasil, kami pun menemukan sebuah tempat yang cukup nyaman. Lalu kami pun dengan cepat mendirikan tenda disana. Karena kami yakin bahwa tempat itu sebelumnya telah ada yang menempati, karena ada sisa-sisa pembakaran dan suluh. Setelah mendirikan tenda, kami pun beristirahat sejenak sebelum akhirnya menunaikan sholat dzuhur+ashar. Lalu, saya dan esa pun langsung mencari suluh untuk bikin api unggun nanti malam. Dengan sigap, saya dan esa pun mendapatkannya. Tapi, apa yang terjadi? Suluh yang saya dan esa cari itu habis sekejap karena untuk menanak nasi dengan lauknya. Otomatis sekitar jam 17.30, sebelum adzan maghrib, saya pun pergi lagi mencari suluh bersama aris.

Ketika saya dan aris sedang memotong pohon bambu, tiba-tiba terdengar suara yang sedang memotong bambu juga. Saya dan aris pun terkejut mendengarnya, karena disana tidak ada satu orang pun selain kita berdua. Tidak tau kenapa, perasaan saya tidak enak, tap aris dengan cepat berkata ; “assalamualaikum, punteun, ngiring nyandak suluh” ( translate : “assalamualaikum, permisi, ikut ngambil suluh”),yang ucapan itu tidak tau di tunjukkan kepada siapa. Akhirnya saya pun hanya mengambil suluh yang sudah ada dibawah, karena perasaan saya sudah tidak enak. Akhirnya saya dan aris pun cepat-cepat turun ke bawah, untuk bertemu yang lain, karena untuk mencari suluh itu harus naik ke atas. Dengan setengah berlari ,saya cepat-cepat turun, meskipun saya terjatuh, dan suluh itu pun sedikit ada yang tertinggal. Begitu pula aris, aris pun dengan sigap turun ke bawah. Akhirnya kita berdua pun tiba di tenda. Tapi kami berdua tidak mengatakan apapun soal itu, karena kami takut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Adzan maghrib pun tiba, adzan itu terdengar dari hp saya, karena saya memasang alarm adzan. Kami pun segera mengambil air wudlu dan segera sholat maghrib. Sehabis sholat maghrib, kami pu bernyanyi bersama , tapi ada pula yang tidur-tiduran menunggu adzan isya. Akhirnya adzan isya pun tiba, dengan cepat kami segera sholat isya. Selepas sholat isya, kmai membagi 2 sip jaga, ada yang jaga sampai jam 12, tapi ada juga yang berjaga dari jam 12 malam sampai pagi. Ziki,eon,hendra,dan bambang menjaga sip pertama, yaitu menjaga sampai jam 12,dan sisanya ( aris,rama,gun-gun,dan esa) menjaga sampai subuh. Akhirnya kami pun sepakat untuk pengaturan jaga itu. Sehabis pengaturan itu, kami pun membuat api unggun yang pertamanya sangat indah, tapi lama-kelamaan kayu yang dibakar pun sudah habis, tapi hal itu tidak menjadi masalah, yang penting ada api agar bisa menghangatkan kami. Dengan penuh nyanyian, canda dan tawa kami lewati malam itu, sampai akhirnya para penjaga sip 2 tertidur karena harus menjaga sip nya.

Lama-kelamaan, waktu pun telah menunjukkan pukul 11 malam, yang berarti saya, gun-gun,esa,dan aris harus menjaga tenda dan teman-teman yang telah menjaga pada sip 1. Malam itu kami lewati dengan minum-minum stmj,susu,energen,dsb sambil diiringi lagu oleh gun-gun dan aris lewat gitarnya. Tapi, setelah pukul 2 pagi, kami pun sangat ngantuk, dan akhirnya kami meninggalkan pos jaga itu dan segera tidur. Sungguh tempat yang sangat kecil, tidur pun harus berdempetan. Dengan sangat terpaksa, saya pun segera tidur. Namun, ketika sekitar jam 3 pagi, terdengar suara “BRAK!!”. Hal itu spontan membuat jantung saya berdetak sangat kencang, karena saya sanga takut pada saat itu. Tapi, karena teman-teman saya tidak ada yang bangun, akhirnya saya pun tidak bangun, dan tetap memejamkan mata, karena saya tidak mau tau apa yang terjadi di atas tenda, dan yang terjadi di luar sana. Dengan sedikit ketakutan, akhirnya saya pun memaksakan tidur.

Akhirnya, saya terbangun pada jam 5.30 pagi, dan segera mangambil air wudhu untuk melakukan sholat subuh. Kami pun segera melaksanakan sholat subuh berjamaah. Setelah itu, kami segera memasak nasi beserta lauknya. Setelah kami beres masak, tiba-tiba ada sekelompok pemuda datan dari atas sana, seolah-olah melihat ada yang aneh pada kami. Mereka pun hanya berkata “punteun, eh, diluhur ge aya tempat nu kosong da”. sungguh kami terkejut mendengarkan kata-kata itu. Dan, tidak lama kemudian, ada sekelompok anak – anak yang akan melewati jalan yang tertutup oleh tenda kami. Mereka pun sangat heran melihat tenda kami. Saya kira pendirian tenda kami yang salah, tapi ternyata, kami salah mendirikan tenda di tempat yang salah. Kami mendirikan tenda di tengah jalan, yang biasanya orang melewat ke arah atas , harus melewati jalan ini dulu. Karena kami sangat penasaran, akhirnya saya,esa,dan gun-gun pergi ke atas sana untuk mencari sebenarnya ada apa di atas sana. Setelah beres sarapan, kami bertiga pun segera ke atas untuk mencari ada apa di atas sana.

Sebelum ke atas sana, kami bertiga harus melewati sungai , dan pepohonan. Jalan menuju atas sangat jauh. Hal itu membuat saya lelah. Kami berjalan mengikuti arus sungai yang mengalir. Dari mana sungai itu berasal. Setelah sangat lama kami bertiga melakukan perjalanan, akhirnya sesuatu yang menabjukkan terjadi dia atas sana. Kami melihat ada air terjun yang sangat indah, yang berasal dari atas sana. Sungguh tidak sangat sabar kami untuk ke atas sana. Namun sekali lagi, jalan untuk ke atas sana, sangat rumit dan jauh. Akhirnya kami pun menemukan air terjun itu. Sungguh luar biasa, air terjun itu berada sangat tinggi. Itulah curug citiis yang menjadi tempat rekreasi, yang dikatakan oleh seorang ibu-ibu di angkot kemarin. Hal yang paling indah lagi tetampak ketika kami menoleh kea rah kiri, di penuhi dengan gunung yang penuh dengan batu, ternyata gunung yang kami lewati kemarin terhubung juga kearah air terjun, tapi gunung itu sangat panas, karena tidak ada satu pun pohon disana.

(to be continued in part 4)

Jumat, 02 April 2010

filosofi-filosofi BMX



Filosofi-filosofi BMX
| More


Mungkin ini bukan sesuatu yang benar – benar baku atau sesuatu yang absolute tetapi banyak rider – rider BMX yang sangat memahami atau menjadi dasar filosofi dalam jiwa rider BMX karena mereka menganggap BMX bukan sekedar hobi, olahraga atau just for fun, tetapi sudah menjadi BMX FOR LIFE untuk para rider BMX yang idiealis dan benar – benar cinta mati dengan olahraga ini.
BMX Is Not Crime
Filosofi ini di ambil dari semua kalangan BMX’er semua kategori khususnya free style. street park, street spot, flat land, dll. Karena banyak orang awam menganggap BMX hanya sebuah permainan atau sirkus saja atau cuma perkumpulan orang iseng / kurang kerjaan cuma bisa cari luka saja setelah itu nongkrong ga jelas atau sudah rahasia umum di mata orang awam BMX diblacklist-kan alasan yang tidak jelas karena mereka melihat secara general saja karena BMX cuma bisa merusak fasilitas umum.

Ride For Glory
Kata – kata ini selalu di ucapkan oleh RICK THORNE salah satu pemain pro. Karena untuk penggila BMX bahwa rider BMX harus berjaya dan bangga atas idenditas sebagai BMX’er, kata – kata dari Rick Thorne mungkin menjadi filosofi sebagian rider.

Seek and Destroy
Slogan ini banyak diteriakan ke semua rider saat melakukan trick-trick atau cek spot yang baru pertama kalinya mungkin dalam hati rider saat melakukan trick atau teriakan teman untuk menyemangati atau support biar kita siap mental dan berani melakukan sebuah trick. Slogan seek and destroyed sebenarnya sebuah film BMX produksi tahun 2003 yang di sponsori oleh Litlle Devil, maksud dari film ini kita sebagai rider BMX harus dan wajib menghancurkan perasaan rasa takut dan rasa sakit saat melakukan trick BMX dan lebih berani lagi melakukan trick yang cadas. Dan suatu kebanggan yang tidak bias di bayar dengan apapun saat kita bisa melakuan trick yang kita impikan & idamkan dengan melawan / menghancurkan rasa takut dan rasa sakit.

Give To The Strength Of Our Community
Kalimat ini di ucapkan oleh legenda BMX dunia MATT HOFFMAN ( THE CONDOR ). Kalimat ini populer di dalam film Road Fools Rock N Roll tetapi kalimat ini sudah diucapkan berulang – ulang kali untuk para rider BMX agar kita perduli dengan komunitas BMX dengan cara mempererat tali persaudaraan dan lebih perduli kepada teman – teman sesama BMX’er. Sang legenda Matt Hoffman ini mengucapkan kalimat di atas semata – mata sangat simpati dan perduli terhadap rekan dan teman nya atas kesehatannya mugkin kita sebagian kenal dengan nama ‘"STEPHEN MURRAY " salah satu pemain pro dunia. Stephen Murray menjadi lumpuh total karena gagal melakukan trick double back filp pada saat perlombaan dan banyak pemain pro dunia menggalang dana untuk Stephen Muray & memberi semangat dan mental terhadap Stephen. Salah satu pemain pro yang banyak ambil andil dalam kesehatan Stephen : Matt Hoffman, TJ Lavin, Cory Nastazio, Chase Hawk, Morgan Wade, Garret Reynolds, Dave Mirra, Ryan Nyquist, Steve Cramdal, Van Homan, Scoty Creamer, Gary Young, Neil Haringtong, dll.Ini menandakan bahwa kita harus peduli kepada sesama.

Mungkin itu saja yang kita tahu dari filosofi – filosofi BMX awalnya sih cuma slogan tetapi banyak rider – rider BMX menjadikan nya salah satu filosofi dalam BMX meskipun itu cuma dari slogan dan judul film dan bukan filosofi yang baku dan juga absolute tetapi kita sebaiknya kita dalam hidup harus mempunyai prisip dan filsafat apalagi dalam kehidupan kita di BMX !!!.

part 2

Part 2

Namun, kami mencoba untuk menelusuri tempat yang sangat horror itu. Ya, karena tempat itu dipenuhi dengan banyak kuburan dan pohon bambu. Lalu, kami pun tiba di tempat yang paling atas, karena kami bermaksud untuk mencari air. Namun, apa yang terjadi ? jalan yang kami kira sangat terjal,bahaya, ekstrim,dsb, ternyata di bawah nya hanya ada rel kereta api. Sungguh kami sangat kebingungan. Karena kami tidak patah semangat, akhirnya kami pun menanyakan pada seorang bapak tua yang sedang ngarit. Kami pun bertanya : “pa, ari leuweung tiis jauh keneh ?” ( translate : pak, kalau leueweung tiis masih jauh?) dan si bapa pun menjawab ; “ ti marana ieu ? jauh atuh jang. Kadungora oge teu acan kalewat.” ( translate : dari mana ini ? masih jauh de, kadungora aja belum nyampe). Lalu kami pun dengan sangat menyesal turun lagi ke jalan raya untuk pergi ke leuweung tiis itu.

Kami tidak berpikir panjang, ketika ada elf yang melewat, maka kami langsung menunjuk elf itu untuk pergi ke leuweung tiis. Namun, apa hasilnya ? semua elf yang melewat, penuh dengan penumpang. Setelah lama kami menunggu elf itu, akhirnya kami pun langsung bertanya pada seorang pemuda; “a, ari didieu aya angkot nu ka leles teu ?” (translate : a, kalau disini ada angkot yang langsung ke leles ga ?) si pemuda itu pun menjawab; “duh, didieu ma teu aya, paling jalan heula nepi ka pasar , engke diditu seueur angkot, tapi lumayan jauh keneh” ( translate : duh,disini mah ga ada, paling jalan dulu sampai pasar, nanti disana banyak angko, tapi lumayan masih jauh dati sini). Lalu tanpa berpikir lagi kami pun langsung berangkat menuju pasar itu, meskipun perjalanan sangat jauh, tapi kami tetap semangat pergi kemping.

Sungguh jauh perjalanan menuju pasar, namun tidak terasa kita sudah tiba di pasar kadungora. Kami pun segera menunggu angkot yang menuju leles lewat. Akhirnya, angkot yang kami tunggu pun ada juga. Kami pun langsung naik angkot itu. Setelah di angkot, kami bercanda gurau membahas tentang nyasar tadi. Sungguh sangat menyenangkan membahas soal nyasar tadi. Tidak lama kemudian, kami tiba di leles, dan langsung bertanya pada supir : “pa, ari ieu ka leuweung tiis? Palih mana pa ?” ( translate : pa, kalau ini mau ke leuweung tiis ? sebelah mana pa ?) dan pa supir pun menjawab : “muhun ieu the leuweung tiis (sambil menghentikan mobilnya karena sudah tiba)”. Tapi, tidak ada sama sekali tempat untuk kemping. Tiba-tiba ada seorang ibu yang langsung melontarkan pendapatnya; “bade kemping jang ? tong didieu atuh, engke we di payun, namina citiis. Di ditu mah aya air terjun na. didieu mah teu aya tempat kemping.” ( translate : mau pada kemping de? Jangan disini, nanti aja di depan, namanya citiis. Disana mah ada air terjun, dan memang sering dipake tempat kempng). Bambang, hendra,gun-gun dan esa yang sudah turun pun akhirnya naik kembali. Sungguh tidak disangka, kami akan salah lagi turun, tapi seorang ibu itu membantu kami dalam perjalanan. Kami sangat berterima kasih kepada ibu itu.

Kami kira bahwa citiis dan leuweung tiis itu sama, tapi ternyata beda. Citiis masih jauh, karena harus melewati jalanan yang berbelok-belok. Selain itu, nama daerah nya pun berbeda .Akhirnya , setelah kami kesal duduk di angkot, tiba-tiba supir itu berhenti yang menandakan bahwa kami telah tiba. Kami pun lekas membayar angkot dan langsung turun. Tapi kami bingung, karena tidak ada sama sekali tanda-tanda air terjun. Kami pun menyebrang jalan dan langsung mengikuti kemana arah jalan itu pergi. Ketika kami sedang berjalan, tiba-tiba ada sebuah truk pasir yang mengklakson, dan pak supir nya berbicara: “citiis ? hayu naek” . Kami yang awalnya ragu untuk naik truk itu akhirnya naik truk yang masih ada bekas pasir-pasir. Kami pun naik truk itu, dan melewati rumah penduduk. Awalnya firasat kami tidak enak, tapi kami mencoba berpikir positif, dan ternyata benar, pak supir membawa kami pergi ke gunung. Gunung yang penuh dengan bebatuan dan pasir, serta panas yang sangat menyengat membuat kami yakn bahwa kami akan di culik.

Tapi, apa yang terjadi ? “WOW,” subhanalloh!!” itu yang kami katakana, karena kami sedang melihat dua gunung yang berbeda, dan kami berada di sana. Yang kiri gunung yang sangat panas, penuh pasir dan bebatuan, serta tidak ada satupun pohon yang ada disana, yang ada hanya truk yang sedang mengangkut pasir dan bebatuan. Tapi, ketika kami lihat gunung yang sebelah kanan, sungguh luar biasa, gunung yang masih sangat indah, pohon yang sangat lebat, suasana yang sejuk, dan sepi memmbuat kami ingin segera kesana. Tanpa basa-basi lagi, kami langsung pamitan dan berterima kasih kepada pa supir yang telah mengantarkan kami ke daerah yang sangat “aneh”. Kami segera menuju gunung yang sangat indah itu. Tapi, sebelum memasuki kawasan gunung itu, kami harus menelusuri gunung yang tidak ada satupun pohon, dan sangat panas.

Awal yang sangat indah, ketika kami baru saja memasuki kawasan gunung itu, terdengar suara air yang mengalir, dan binatang-binatang yang berada di sana. Kali ini nampaknya berhasil, kami sudah tak sabar untuk memasuki gunung, dan meminum air itu.

(to be continued in part 3)

Kemping yang seru


Part 1

Sehabis maghrib, seperti biasa kami ( esa, rama, bambang,rubi,aris, irfan, gun-gun, alam,dan hendra) ngobrol sejenak untuk berdiskusi apapun. Lalu aris mengusulkan bagaimana kalau suatu saat kemping, dan kami pun memang sedang ingin liburan, jadi apa salahnya ajakan itu kami tolak. Lalu dengan cepat gun-gun merespon ; “eh, kamari lanceuk urang kakara kemping di leuweung tiis garut, enakkeun da tempatna. Kemping kadinya we yu ?” (translate : eh, kemarin kakakku baru kempung di leuweung tiis garut, tempatnya enak koq, kemping kesana aja yuk ?). Menurutku itu ide yang sangat fantastis, karena kami yakin bahwa gun-gun sudah pernah kesana dan mengetahui tempatnya. Namun, bambang berpendapat lain, dia mengusulkan agar kempingnya di puntang saja. Tapi kami bingung , karena untuk masuk kesana harus membayar uang masuk.

Setelah sekian lama kami membincangkan tempat,dan badget yang diperlukan,Ternyata kami putuskan untuk kemping ke leweung tiis garut, karena ongkos yang murah yang membuat kami bersemangat untuk pergi. Kami putuskan untuk kemping pada hari sabtu-senin pagi di leuweung tiis. Kami pergi pada hari sabtu pagi dan kumpul di masjid. Pada saat itu yang ikut hanya 8orang ( rama,esa,aris,gun-gun,eon,ziki,bambang dan hendra). Kami pun lekas pergi dari masjid dan segera pergi ke stasiun kiara condong, karena kami pergi menggunakan kereta dilanjutkan dengan menggunakan angkot di cicalengka.

Singkat cerita, kami pun sudah tiba di cicalengka. Sungguh seperti tamu kehormatan, ketika kami turun sudah banyak para calo yang siap membawa barang-barang kami dan bertanya – Tanya mau kemana kami pergi. Lalu ada sebuah angkot yang kosong, dan disana kami nego untuk menentukan harga ke leuweung tiis. Tanpa berpikir panjang, akhirnya supir itu menerima tawaran kami. Namun, hanya beberapa ratus meter dari cicalengka, kami harus berhenti beberapa menit, karena angkot yang kami tumpangi itu kehabisan bensin. Supir pun menyuruh agar kami tetap tenang dan menunggu di dalam angkot. Kami pun hanya menurut saja.

Akhirnya supir itu membeli bensin dengan nebeng ke angkot orang lain. Dan akhirnya pak supr itu datang juga. Kami sedikit berburuk sangka , namun seseorang diantara kami menyuruh agar kami tetap positive thinking. Dan akhirnya angkot pun melanjutkan perjalanannya menuju leuweung tiis. Lalu supir angkot itu bertanya kepada kami : “bade leubeut lewat panto nu kasabaraha ?” ( translate : mau masuk lewat pintu berapa ?) gun-gun pun menjawab : “ emang aya sabaraha panto ? da nu urang nyaho mah dekeut tatangkalan we asupna” ( translate : memangnya ada berapa pintu ? yang saya tau masuknya dekat pepohonan) . lalu pak supir pun melanjutkan perjalanan. Ketika sudah tiba di dekat pepohonan, angkot pun berhenti dan pak supir bertanya lagi : “didieu jang ?” (translate: “disini mas?”)gun-gun pun menjawab : “hmm, entos we didieu a” ( translate : “hmm, ya sudah disini aja a”).

Tapi firasatku sangat tidak enak, karena yang saya tau bahwa leuweung tiis itu berada di dekat leles garut, tapi ini belum sampai leles saja sudah sampai. Dan ternyata “ wow” kami sudah sampai rupanya. Kami pun turun dari angkot itu. Dengan sangat yakin, kami masuk ke pinggir jalan raya yang dipenuhi dengan pohon bambu. Kami pun harus melewati rumah warga –warga sekitar, namun nampaknya ada yang aneh, karena anak-anak kecil yang sedang bermain bola itu melihat dengan tatapan yang sangat aneh, seolah-olah kami akan tinggal disana. Dan ternyata, “shit!” kita ditipu oleh supir angkot itu. Kita baru saja berada di jalan raya yang masih jauh dengan garut. Ternyata gun-gun yang kami percayai untuk menuntun kemping kami pun tidak tahu tempatnya. Begitu juga dengan supir yang telah menipu kami menurunkan di tengah jalan.

( to be continued in part 2)

Pengalaman bersepedah yang luar biasa.

.

Rutinitas kulakukan hampir tiap malam minggu bersama kawan ku , esa, dan gun-gun. Rutinitas itu tiada lain adalah bersepedahan di street / jalanan. Bersepeda menggunakan BMX sambil “gogorowokan” adalah kebiasaan kami.

Namun, kali ini ada yang beda. Biasanya kami suka ngumpul2 di dago bersama anak-anak BMX yang lain, tapi kali ini kami sengaja mencar suasana lain , ya itung-itung cari spot yang baru. Malam minggu itu kami pergi ke suatu tempat yang tidak ada tujuan nya dan kami pun tidak tau nama jalan itu, tapi kami mengikuti jalan itu.

Akhirnya, kam pun keluar dari jalan yang sempit dan kami pun segera pergi ke jalan Asia-Afrika, dan dilanjutkan ke alun-alun. Secara tidak sadar, kami pun tidak sengaja menuju ke stasiun bandung, tapi sebelumnya harus melewati jalan banceuy. Sungguh luar biasa, PSK yang biasa saya lihat di TV, kini ada di depan mata.

Hanya ada dua orang saat itu di daerah banceuy, kami pun hanya melihatnya dan terus melanjutkan perjalanan. Sungguh saya hanya bisa geleng-geleng kepala , dan berkata kepada teman saya, : “sa, kieu nya peuting bandung ?” ( translate: sa, gini ya suasana malam bandung) dan esa pun menjawab : “ nya ma, kehidupan malam di bandung mah jiga kieu..”( translate: iya ma, kehidupan malam di bandung memang seperti ini) . Tidak lama kemudian, kami pun tiba di stasiun Bandung. Sungguh kejadian luar biasa itu Nampak lagi di depanku, dari pintu awal sampai pintu akhir dipenuhi oleh para psk yang sedang menantikan langganan nya. Para PSK itu berdiri berdekatan, seperti para penjual yang menjual barang dagangannya. Kami hanya sekedar lewat saja, jadi kami tak mau tau harga nya dan dimana tempatnya.

Ada satu hal lagi yang sangat membuat saya heran, ternyata ada seorang PSK yang sedang ngobrol di warung bersama seorang POLISI. Sungguh hal yang tidak baik.

Kami pun lekas pergi meninggalkan tempat itu. “Sungguh kota bandung yang malang”. Hanya kalimat itu yang ada dalam pikiranku.

Bukan hanya pengemis yang tidur di pinggiran jalan,a tapi juga para PSK yang mencari nafkah nya di malam hari demi mengorbankan harga diri mereka. Kami hanya bisa tertawa melihat kejadian itu, padahal itu baru jam 10.15 malam, tapi sudah banyak hal-hal yang aneh, apalagi kalo jam 12 malam ya ? pasti bandung penuh dengan desahan mereka..

Hahahhahaha

( dikutip dari kisah rama, esa, dan gun-gun)